Langsung ke konten utama

Antologi Kedua "Karena Aku Wanita"

Pernah memikirkan kehidupan seorang wanita di dunia rumah tangga atau pun dalam karirnya. Yah, sekali-kali saya merasa sangat berbangga kepada ibu saya yang berjuang untuk keluarga, meski ia hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, tidak sering juga ibu rumah tangga lain di muka bumi ini ternyata masih saja ada yang disalahkan, dimarahi, atau mengalami tindak KDART oleh suami atau siapa pun itu.
Maka, ada baiknya kita sebagai wanita (berlaku juga untuk para lelaki) membaca buku "Karena Aku Wanita". Buku ini merupakan kumpulan cerpen dan puisi yang benar-benar mengisahkan warna-warni dunia perempuan. Salah satu naskah puisi saya masuk dalam antalogi ini. Saya tahu puisi itu sedikit ke kiri atau apalah bahasanya. Terlebih saya mengambil sosok wanita yang barangkali dianggap tabu oleh sebagian orang bersebab pekerjaannya. Tapi, bukan itu yang jadi masalah bukan? Lihat alasan di balik ia melakukan pekerjaan tersebut. Baranagkali dia tidak punya pilihan. Barangkali ada pilihan tapi dia tidak bisa memilih yang manapun. Atau memang ia sudah pasrah dan nyaman dengan pekerjaannya. Siapa yang tahu.
Segera dapatkan buku tersebut dengan cara memesan ke nomor 085 732 631 400 dengan cara ketik: WANITA# NAMA LENGKAP# ALAMAT LENGKAP# JUMLAH BUKU# NO.TELP.
Setalah itu akan ada sms balasan mengenai jumlah yang harus dibayar beserta no.rekening tujuan. Jangan smapai kelewatan! Buku seru dan penuh lika-liku wanita dan cara menghadapinya!

Karena Aku Wanita

Deskripsi Buku:
Judul : Karena Aku Wanita
Pengarang : Anisa Ae, dkk
Ukuran : 14 x 20 cm
Tebal : vi + 156 hlm
Harga : 40.000

Sinopsis :
Istri tugasnya bangun pagi, ngurus anak, bersih-bersih rumah, masak, cuci baju, cuci piring, berdandan ngambil hatinya mertuanya.
Kalau bangun siang, banyak cucian numpuk, belum masak, dibilang pemalas. Kalau anak sa-kit, dibilang istri bego. Kalau mau dandan, gak punya make-up, dibilang uangnya buat makan.
Suami tugasnya bangun siang, cari uang, marah-marah. Kalau bangun siang, dibilang istri gak bisa bangunin. Kalau gak dapat uang, dibilang belum rejeki. Kalau marah-marah, dibilang istri gak becus ngurus suami. Kalau selingkuh, dibilang istri gak becus ngurus rumah tangga, gak bisa dandan. Mertua juga bilang, dasar mantu gak berguna.
Akhirnya status terakhir itulah yang menjadi alasan terbitnya buku ini. Curhatan dan kisah para wanita terangkum menjadi satu. Saya merasa ini hanya sekelumit kisah. Tidak semuanya. Kalau banyak yang menceritakan kisahnya, pasti buku ini akan menjadi sangat tebal.
Jika saat ini kalian berada di bawah, ingatlah bahwa kelak akan berada di atas, begitu juga sebaliknya. Jadi, jangan pernah hilangkan semangatmu untuk terus menjadi wanita terhebat, bagi keluarga, sahabat, teman, tetangga, dan seluruh orang yang berada di sekitarmu. ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh ...

Bingkai Estetik; Melangkah Menuju Jurnalistik yang Estetik

“Fungsi tulisan adalah menyampaikan yang tidak bisa dikatakan.” Restu Ismoyo Aji             Memasuki ranah jurnalistik sastrawi atau yang diperkenalkan dan akan dijalani oleh lembaga pers mahasiswa kampus seni adalah jurnalisme yang estetik. Gagasan jurnalisme yang estetik berasal dari penanggungjawab lpm kampus kami, pak Koskow. Dengan pengantar sebuah tulisan miliknya, maka dikenalkan bahwa jurnalistik yang estetik adalah sebuah ajakan yang meskipun akan sulit untuk dipahami, mengutip dari tulisan beliau bahwa yang estetik adalah menunjuk pada praktik seni yang katakanlah di luar arus utama. Membaca kalimat tersebut, maka jurnalistik yang estetik bukan berati kalah dengan jurnalistik yang ada di luar sana namun memiliki gaya kepenulisan yang berbeda dan tentu dengan analisis yang mendalam pula.             Berkaitan dengan praktik seni yang ada, setiap orang din...

Film Action Drama

 Satu genre film yang menjadi tugas akhir semester Videografi 2, Action Drama . Genre ini tentu saja bersahabat sekali dengan adegan-adegan perkelahian yang merupakan salah satu daya tarik untuk memikat penonton. Tapi, sering kali saya melihat film dengan genre action drama pasti salah satu diantaranya yaitu untuk versi dramanya seringkali diabaikan. Meskipun tidak semua film demikian. proses pembuatan film dengan genre Action Drama ini sekitar kurang lebih seminggu untuk proses syutingnya sendiri. Ada beberapa masalah yang menjadi kendala dalam proses pembuatannya, tapi kami cukup bisa untuk mengatasinya. Sampai pada tiba waktunya untuk melakukan penayangan film kami dan juga film kelompok lainnya, pihak dosen memberikan komentar, tanggapan, dan juga pertanyaan yang sangat membangun dan tentu saja membuat menciut sebab beberapa pertanyaan terkadang tidak mampu kami jawab sesuai dengan teori. Hal ini saya pahami sebab kebanyakan diantara kami lebih suka melakukan praktek d...