Langsung ke konten utama

Tahun 90-an

Menjadi seorang yang berkelahiran tahun 90-an membuat saya menjadi salah satu orang yang beruntung. Entah lah, barangkali untuk beberapa hal yang saya sudah tidak temukan lagi sekarang. Yang sekarang sudah berubah dan membuat saya sedikit kesepian.
Saya senang karena dulu saya bisa menikmati masa-masa kecil saya, meski barangkali tidak sepenuhnya. Sebab tetap saja dalam hidup, saya masih sering tidak fokus atau lebih memikirkan masa depan yang entah akan jadi seperti apa.
Bercerita tentang tahun 90-an. Ada masa-masa dimana terdapat beberapa hal yang masih teringat dalam benak saya. Juga bersebab adanya teman-teman.
Pertama, satu telenovela paling ambasador yang tertayang di salah satu stasiun televisi saat masih sekolah dasar. Judulnya Amigos X Siempre. Jujur, ini telenovela paling seru di antara telenovela lain. Alasan saya adalah sebab telenovela ini yang membuat saya dan sahabat-sahabat saya lebih dekat. Tentu saja hal yang paling wajar adalah kami punya tokoh favorit masing-masing. Teman saya suka Ana dan Pendro, ada yang suka Renata dan Santiago, dan untuk saya sendiri, saya sangat suka Lourdes dan Gilberto. Baiklah, mungkin tidak banyak yang suka dengan pasangan ini. Tapi, saya juga tidak tahu kalau barangkali mungkin malah penggemar mereka lebih banyak lagi. Sebab saya mencari di blog-blog sebelah, hanya sedikit yang membahas tentang gadis ini. Nama aslinya Daniel Mercado. Ini fotonya. Dari hasil googling, dan tentu saja hak cipta bukan milik saya.

Lourdes aka Daniel Mercado
Daniel Mercado seperti jadi Penyiar
::Bonus::

Amigos and music
Amigos X Siempre
Gilberto aka ....
Saat, itu kami membeli poster-poster dan juga foto kecil mereka yang sudah dibingkai kaca. Beberapa sengaja dibeli untuk hadiah ulang tahun teman saya juga. Dan posternya sekarang ada dimana, entahlah. Semua barang-barang saya, sudah saya kumpulkan di dalam kardus. Dan saya tidak tahu keberadaannya. Mungkin saya tidak terlalu menjadi fans yang setia.
Lalu, salah satu teman saya berusaha mendapatkan CD original soundtraknya. Tapi, apa yang terjadii? Kami tidak menemukannya, alhasil hanya menemukan ost versi Indonesianya yang entah artinya sama atau tidak. Kasetnya? Sudah rusak, sebab cuma bajakan. Sedikit lirik yang saya ingat..

Saat-saat indah bersamamu teman
Takkan kulupan sampai akhir nanti
Kenangan indah ini membuat diriku
Selalu rindu akan kasih sayangmu
Oh, teman pegang erat tanganku
dan bersenandung lagu rindu
Selamat tinggal kasih dan cintaku
Selamat tinggal 
Selamat jalan
*nyanyikan seperti nada ost amigos ya.. :)
Kalau sekarang sudah punya satu albun dapat dari 4shared.com.

Kedua, gala bollywood. Meski yang pertama muncul adalah Kuch Kuch Hota Hai disambung dengan film-film yang lain. Yang paling berkesan adalah Mohabbatein. Baiklah, ini film diputar sepertinya saat ramdhan entah tahun kapan untuk yang pertama kalinya. Sebut saja M. Dia teman saya yang suka sekali dengan Karan dan Kiran. Sedang Saya dan Teman saya yang satu lagi, S suka sekali dengan Sanjana dan Sameer. Tahu apa yang terjadi dengan pilihan kami?
Kami saling mengejek idola kami satu sama lain. Itu benar-benar lucu, sebab itu mengingatkan saya akan masa-masa jalan-jalan setelah sholat subuh berjamaah saat ramadhan. Sekarang masa itu sudah lalu, dan tidak ada lagi. Sebab mereka sudah menikah terlebih dahulu. Sebab sebenarnya usia kami beda cukup jauh. Tiga  tahun, barangkali. Dan hal yang kami perdebatkan adalah pada saat ketiga pasangan dalam film tersebut menari. Kamu ingat? Pokonya ada hal yang membuat kami adu mulut. Tapi, tentu saja tidak menyebabkan pertengkaran atau permusuhan.

Mohabbatein Photo's. Sumber dari internet dan hak cipta bukan milik saya.
Mohabbatein
Ketiga. Permainan-permaian masa kecil yang membuat saya dan teman-teman sebaya saya sekampung bisa bermain bersama-sama. Saat liburan sekolah. Mulai dari Sundamanda, Gobak Sodor, Dos-Dosan, Jumatri, Segala jenis permainan karet, petak umpet, patung-patungan, dan beberapa permaian lainnya yang saya lupa akan namanya. Kalau sekarang, permaiann tersebut hampir punah barangkali. Sebab sudah jarang yang memainkannya. Sekarang anak-anak lebih memilih main di hape atau game online. Teknologi memang membuat kita lebih gaul dan tidak gagap lagi. Tapi, kalau sampai melupakan orang di samping kita, lalu harus bagimana? Teknologi memang mendekatkan yang jauh, tapi terkadang juga menjauhkan yang dekat. Jangan salahkan teknologi, sebab kita sendiri yang sengaja membuat semuanya lebih mudah. Sebab kita sendiri yang ingin maju. Sebab seharusnya kita yang mengontrol diri kita sendiri. Sebab wajarnya penggunaan teknologi hanya pada waktu yang tepat dan tentu saja tepat guna.

Keempat, muculnya band yang sekarang sudah fenomal. Mereka adalah Sheila on 7 dan Peterpen (sekarang Noah). Dua band itu yang pertama kali sekali saya dengan lagunya. Memburu CD mereka, meski hanya meminjam. Dan tentu saja mendengarkan bersama-sama lewat CD dan televisi. Tapi, yang paling teringat dalam benak saya adalah Sheila on 7 dengan albunya Kisah Klasik untuk Masa Depan. Dan menurut saya musik mereka memang menjadi kisah di masa depan saya. Barangkali juga kamu. Dan untuk sekarang banyak sekali band-band yang bertebaran di Indonesia. Saya sangat senang sekali. Meski musik sekarang lebih kurang variasi dibanding dengan musik tahun-tahun lalu. Meski saya sendiri tidak paham dengan musik.


Sheila on 7; Kisah Klasik untuk Masa Depan
Kelima, dan seterusnya. Sebab saya lupa, maka sekarang saya akhiri saja. Sampai jumpa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh ...

Bingkai Estetik; Melangkah Menuju Jurnalistik yang Estetik

“Fungsi tulisan adalah menyampaikan yang tidak bisa dikatakan.” Restu Ismoyo Aji             Memasuki ranah jurnalistik sastrawi atau yang diperkenalkan dan akan dijalani oleh lembaga pers mahasiswa kampus seni adalah jurnalisme yang estetik. Gagasan jurnalisme yang estetik berasal dari penanggungjawab lpm kampus kami, pak Koskow. Dengan pengantar sebuah tulisan miliknya, maka dikenalkan bahwa jurnalistik yang estetik adalah sebuah ajakan yang meskipun akan sulit untuk dipahami, mengutip dari tulisan beliau bahwa yang estetik adalah menunjuk pada praktik seni yang katakanlah di luar arus utama. Membaca kalimat tersebut, maka jurnalistik yang estetik bukan berati kalah dengan jurnalistik yang ada di luar sana namun memiliki gaya kepenulisan yang berbeda dan tentu dengan analisis yang mendalam pula.             Berkaitan dengan praktik seni yang ada, setiap orang din...

Film Action Drama

 Satu genre film yang menjadi tugas akhir semester Videografi 2, Action Drama . Genre ini tentu saja bersahabat sekali dengan adegan-adegan perkelahian yang merupakan salah satu daya tarik untuk memikat penonton. Tapi, sering kali saya melihat film dengan genre action drama pasti salah satu diantaranya yaitu untuk versi dramanya seringkali diabaikan. Meskipun tidak semua film demikian. proses pembuatan film dengan genre Action Drama ini sekitar kurang lebih seminggu untuk proses syutingnya sendiri. Ada beberapa masalah yang menjadi kendala dalam proses pembuatannya, tapi kami cukup bisa untuk mengatasinya. Sampai pada tiba waktunya untuk melakukan penayangan film kami dan juga film kelompok lainnya, pihak dosen memberikan komentar, tanggapan, dan juga pertanyaan yang sangat membangun dan tentu saja membuat menciut sebab beberapa pertanyaan terkadang tidak mampu kami jawab sesuai dengan teori. Hal ini saya pahami sebab kebanyakan diantara kami lebih suka melakukan praktek d...