Nagabonar beberapa tahun silam
pernah dibuat ulang menjadi sebuah film setelah kesuksesan pada film sebelumnya
yang dibintangi oleh Dedy Mizwar. Film dengan latar budaya Batak yang ceplas ceplos
dan lugu itu mampu menampilkan film satire khas Asrul Sani untuk
menyampaikan pesannya.
Film
menjadi salah satu produk budaya populer yang merupakan budaya yang banyak
diminati oleh masyarakat. Lain halnya dengan budaya pop yang berusaha membuat
sesuatu yang buruk bisa menjadi baik atau sebaliknya sehingga budaya pop adalah
budaya untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Ada pula budaya rakyat yaitu
budaya yang berkembang di dalam masyarakat dan dinikmati oleh khalayak ramai
pula.
Nagabonar |
Pengertian
budaya tersebut berlaku pula pada sastra populer. Satra populer adalah sastra
yang menjadi selera banyak orang meskipun lebih menekankan pada psikologis dan
bersifat hiburan serta memiliki konflik yang sederhana-steriotipe. Sastra
populer dikatakan pula sastra menengah sebab tidak berada dalam buku
kesusastraan ataupun majalah. Kemudian, untuk sastra pop adalah satra yang
menawarkan selera baru.
Kehadiran
sastra dengan berbagai jenisnya mempunyai kesempatan yang sama untuk
dianalisis. Seperti halnya seni, sastra dapat dianalisis sebagai wujud konteks, tempat, dan juga
waktu. Satra populer yang saat ini
banyak diminati kalangan remaja dikatakan dalam buku ini menjadi satra dengan
cerita yang “melarikan diri”. Dapat dilihat sastra atau tayangan yang ada
menampilkan tokoh-tokoh yang tampan dan memiliki kehiudpan serba mewah atau
dapat dikatakan paling bahagia dimuka bumi dengan konflik dengan tokoh antagonis
yang dilebih-lebihkan. Tentu saja realitas yang disajikan dalam sastra populer
maupun produk budaya populer lainnya.
Kehadiran
satra beberapa diantara apabila tidak memiliki konflik yang komplek maka akan
merujuk pada satra yang mengandung banyak unsur pornografi sedangkan sebenarnya
pornografi ini sebagai pelengkap bukan tujuan seperti halnya film-film horor yang
seringkali menjual paha dan dada wanita. Cerita yang klise ini membuat watak
tidak berkembang, faktor ilmu yang kurang, serta penggambaran hitam putih.
Skenario
Nagabonar yang dibahas pada penelitian ini masuk menjadi satra terlepas dari
unsur teknis cinematografi yang ada pada ceritanya. Di dalam buku ini akan
disebutkan berbagai hal terkait cerita, plot, perwatakan, setting yang ada pada
skenario Nagabonar.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar Anda untuk memastikan bahwa Anda adalah manusia, bukan robot ataupun alien.