Langsung ke konten utama

Antologi Bersama; Indahnya Hidayahmu

Ini telat update

Saya akan sedikit bercerita tentang keikutsertaan saya mengikuti perlombaan yang diadakan oleh komunitas sekaligus penerbitan dan percetakan Pena Indhis. Ini adalah kali ketiga saya mengikuti perlombaan yang diadakan -kemudiaan untuk event selanjutnya saya absen karena suatu hal. Event yang diadakan selalu bertema islami. Saya tidak tahu harus mencari ide seperti apa, tapi untunglah ada seorang gadis, teman saya waktu kuliah di Diploma IPB menginspari cerita ini. Kisahnya cukup sederhana tapi sangat menganggumkan. Dia perempuan yang amat cantik sekaligus manis. Fisik dan jiwanya pokoknya sudah TOP. Saya mungkin tidak dapat menceritakaan secara keseluruhan atau sesuai kenyataan, tapi pada intinya ceritanya hampir sama dengan apa yang saya tuliskan dalam event tersebut. Jika, berminat dan tertarik, sisihkanlah sedikit uang untuk membeli buku Indahnya Hidayahmu yang mungkin akan menginspirasimu pula.

Indahnya Hidayahmu; Pena Indhis: 2013
Identitas Buku:
Buku : INDAHNYA HIDAYAHMU
Penulis : Nitha Ayesha, Wahda Khadija Salsabila, Mail, dkk
Desain Cover : Fandy Said
Layout : Fandy Said
Editor : Nitha Ayesha...
ISBN : 978 – 602 – 7896 – 41 – 3
Ukuran Kertas : 14 X 20 cm
Jumlah Hlmn : viii + 164 hlm
Harga Buku : Rp. 40.000

( Pre order s/d 10 Nov, diskon 15% : Rp. 34.000 dan di atas 10 Nov, diskon kembali normal 10 %= Rp. 36.000,-)

NB: Buku pesanan sahabat akan dikirim serentak tanggal 16 November 20013

Pemesanan:
SMS ke No. Hp +6287837601181 (Ukh Nitha)
Dengan format : Judul Buku_Nama_Alamat Lengkap_No HP_Jumlah Pemesanan
Atau melalui pesan fb ke akun Pena Indhis (https://facebook.com/pena.indhis)

SINOPSIS:

“Sejak aku memutuskan untuk berjilbab, sedikit demi sedikit kehidupanku mulai berubah. Malu rasanya jika akhlakku tak sesuai dengan jilbab yang aku kenakan.

Meski banyak teman sebayaku yang lepas pakai jilbab seenaknya, namun tak pernah terbersit di benakku untuk mengikuti jejak mereka. Aku pun mulai memperbaiki tingkah lakuku. Memperbaiki sholatku yang dulu masih sering bolong-bolong. Mengurangi interaksi dengan teman laki-laki, dan berusaha menjaga akhlak dan sikapku. Aku mencoba untuk bisa istiqomah dengan jilbabku. Tak kupedulikan tanggapan orang tentangku dan jilbabku. Meski saat itu baju panjangku hanya itu-itu saja, tapi itu tak masalah bagiku. Yang penting aku tidak keluar rumah tanpa jilbab.” (Izinkan Aku Memilih Jalan-Mu, Nitha Ayesha)

Buku ini berisi 34 kisah inspiratif yang terjadi di bulan Ramadhan dan juga kisah perjalanan spiritual orang-orang yang menemukan hidayah. Ada banyak hikmah yang bisa kita petik saat membaca lembar demi lembar kisah yang terangkum di dalamnya.

Memang bukan hal yang mudah ketika memutuskan untuk berhijrah dan meninggalkan kehidupan bebas di masa lalu. Dalam perjalanannya, tak jarang cibiran dan hinaan datang menyapa. Label sok suci, munafik, fanatik dan penganut aliran sesat pun seringkali datang menggoyahkan iman di dada. Sebagian menyerah dan memutuskan untuk kembali ke masa lalunya yang kelam. Namun sebagian yang lain tetap teguh dengan pilihannya untuk istiqomah menjadi hamba-Nya yang kaffah.

Hidayah memang mahal. Ia hanya akan datang pada orang-orang terpilih. Kepada mereka yang telah dibukakan hatinya untuk menerima cahaya-Nya, dan bersungguh-sungguh untuk lebih dekat kepada-Nya. Dan ketika ia datang hanya akan ada cinta dan bahagia yang dirasa. Ya, cinta yang semakin besar untuk-Nya

KONTRIBUTOR:
Nitha Ayesha, Wahda Khadija Salsabila, Mail, Alifah Ramadhani, Eci Fe, Sri S Ningsih, Nu-Riel, Embun Aksara, Dinu Chan, Aifia A. Rahmah, Fetrina Az-Zahra, Hoshiko Kalea Salsabila, Humaira Khanza, N.Kirana, Fenni Wardhiati, Zulfach Al Ghifary, Azura Grasia, Ronaldi Noor, Erni Misran, Azzahra Raihana, Asni. A.S, Mutia Rafif, Rere Zivago, Revika Rachmaniar, Ardini N Wijaya, Riani, Ranita Sinaga, Noorlaksmita YR, Ocha Thalib, Nay Zuraidah, Shorun Ibrahim, Dwi Nur Rahmat, Safira Afra, Gifta A Deka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh ...

Waktu Masih Berputar

 Oleh: Aifia A. Rahmah Satu detik yang lalu, seorang laki-laki tua yang telah tiga tahun silam menjadi pekerja parkir di salah satu mall ternama tercengang. Bola mata hitamnya terlampau fokus pada sebuah jam tangan bernama lelaki asing yang sulit ia eja, Michael Kors. Mahal dan berpenampilan seindah wanita dengan putih bernuansa. Entah siapa yang kehilangan atau sengaja meletakkannya di pos jaga. Yang jelas, saat ini laki-laki itu harus menjaganya. Sesiapapun barangkali akan kembali untuk mengambilnya. Lantas, tiba-tiba perhatiannya teralihkan. Jarum jam tangan yang ia genggang diam. Dua orang berjenis perempuan dengan pakaian kumal datang beriringan. Salah satu di antaranya terlihat telah berusia, yang lainnya masih begitu muda. Keduanya mencoba masuk ke dalam mall tempat kerjanya. Tapi, langkah mereka hanya terhenti tepat di depan dinding-dinding kaca yang menawarkan kemewahan metropolitan. Kedua perempuan itu terdiam. Cukup lama tanpa melakukan apa-apa. Tiba-tiba, ad...

Review: Nagabonar Asrul Sani dalam Kajian Sosiologi Sastra- Dedi Pramana

Nagabonar beberapa tahun silam pernah dibuat ulang menjadi sebuah film setelah kesuksesan pada film sebelumnya yang dibintangi oleh Dedy Mizwar. Film dengan latar budaya Batak yang ceplas ceplos dan lugu itu mampu menampilkan film satire khas Asrul Sani untuk menyampaikan pesannya.                 Film menjadi salah satu produk budaya populer yang merupakan budaya yang banyak diminati oleh masyarakat. Lain halnya dengan budaya pop yang berusaha membuat sesuatu yang buruk bisa menjadi baik atau sebaliknya sehingga budaya pop adalah budaya untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Ada pula budaya rakyat yaitu budaya yang berkembang di dalam masyarakat dan dinikmati oleh khalayak ramai pula.  Nagabonar                 Pengertian budaya tersebut berlaku pula pada sastra populer. Satra populer adalah sastra yang menjadi sele...