Langsung ke konten utama

Antologi ke-10, "Ciuman Untuk Eros" bersama Penulis Punya Mimpi



Judul : Ciuman untuk Eros
Penulis : Komunitas Penulis Punya Mimpi
Tebal : xii + 115
Harga : Rp. 32.100,00
ISBN : 978-602-225-732-5

Para Penulis:
1. Nugroho Yogho Pratomo
2. Yanelis Prasenja
3. Aifiatu Azaza Rahmah
4. Setya Ai Widi
5. Dewi DeAnnita Annita
6. Putri Widi Saraswati
7. Intan Andaru
8. Dedy Sulistiyanto
9. Lia D. Wardhani


Sinopsis:
Segala yang berhubungan dengan seksualitas selalu diartikan aib, haram, tabu. Padahal, tanpa seksualitas, manusia akan segera punah dari muka bumi.

“Ciuman untuk Eros” adalah sebuah wujud perjuangan bagi seksualitas manusia. Memperjuangkan seksualitas yang didosakan atas nama moralitas dan agama. Memperjuangkan seksualitas yang dikotori oleh mereka yang memanfaatkannya tanpa otak. Memperjuangkan seksualitas yang dipelintir sehingga hilang sisi kemanusiaannya. Memperjuangkan seksualitas yang dihitamkan sehingga mereka yang salah arah memperoleh pelecehan alih-alih bantuan.

Berupa sebuah antologi cerpen yang ditulis oleh sembilan penulis muda, buku ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang enggan melapangkan jangkauan pikirnya. Buku ini ada sebagai bukti bahwa tidak ada satu hal pun yang layak dipandang hanya dari satu sisi saja. Bahwa segala ciptaan Tuhan adalah baik adanya, dan wajib diperlakukan dengan sepantasnya.

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0819 0422 1928. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!! ^^

Review Buku Ciuman Untuk Eros:
http://mastautin.wordpress.com/2013/10/01/mengecup-ringan-seksualitas-ciuman-untuk-eros-resensi/#comment-41
 atau
http://t.co/4WDoHab47s
atau
http://menyesapbibir.wordpress.com/2013/10/26/ciuman-untuk-eros-review/
atau
http://huruharahore.tumblr.com/post/72522429983/memandang-seksualitas-dalam-kumpulan-cerpen-ciuman

 Saya sangat berterima kasih terhadap mereka yang sudah mengapresiasi Ciuman Untuk Eros ini. :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh ...

Bingkai Estetik; Melangkah Menuju Jurnalistik yang Estetik

“Fungsi tulisan adalah menyampaikan yang tidak bisa dikatakan.” Restu Ismoyo Aji             Memasuki ranah jurnalistik sastrawi atau yang diperkenalkan dan akan dijalani oleh lembaga pers mahasiswa kampus seni adalah jurnalisme yang estetik. Gagasan jurnalisme yang estetik berasal dari penanggungjawab lpm kampus kami, pak Koskow. Dengan pengantar sebuah tulisan miliknya, maka dikenalkan bahwa jurnalistik yang estetik adalah sebuah ajakan yang meskipun akan sulit untuk dipahami, mengutip dari tulisan beliau bahwa yang estetik adalah menunjuk pada praktik seni yang katakanlah di luar arus utama. Membaca kalimat tersebut, maka jurnalistik yang estetik bukan berati kalah dengan jurnalistik yang ada di luar sana namun memiliki gaya kepenulisan yang berbeda dan tentu dengan analisis yang mendalam pula.             Berkaitan dengan praktik seni yang ada, setiap orang din...

Film Action Drama

 Satu genre film yang menjadi tugas akhir semester Videografi 2, Action Drama . Genre ini tentu saja bersahabat sekali dengan adegan-adegan perkelahian yang merupakan salah satu daya tarik untuk memikat penonton. Tapi, sering kali saya melihat film dengan genre action drama pasti salah satu diantaranya yaitu untuk versi dramanya seringkali diabaikan. Meskipun tidak semua film demikian. proses pembuatan film dengan genre Action Drama ini sekitar kurang lebih seminggu untuk proses syutingnya sendiri. Ada beberapa masalah yang menjadi kendala dalam proses pembuatannya, tapi kami cukup bisa untuk mengatasinya. Sampai pada tiba waktunya untuk melakukan penayangan film kami dan juga film kelompok lainnya, pihak dosen memberikan komentar, tanggapan, dan juga pertanyaan yang sangat membangun dan tentu saja membuat menciut sebab beberapa pertanyaan terkadang tidak mampu kami jawab sesuai dengan teori. Hal ini saya pahami sebab kebanyakan diantara kami lebih suka melakukan praktek d...