Langsung ke konten utama

Antologi ke-5; Sajak Tiga Warna

Satu lagi kabar baik dari perlombaan yang saya ikuti. Kali ini perlombaan membuat puisi dengan tema kenangan, tempat tinggal, dan aku. Saya mengikutkan puisi saya untuk tema kenangan dan tempat tinggal. Sayangnya, hanya puisi tema kenagan yang masuk menjadi kontributor perlombaan tersebut. Tapi, itu tidak masalah. Namanya juga lomba. Gagal ya tinggal dicoba lagi.
Dan antologi ke-5 saya ini -tentunya dengan penulis lainnya- bisa di pre order sampai tanggal 6 Juli. Dan kamu bisa dapet diskon 10%, dari Rp 36.000 menjadi Rp 32.400.
Dan kalau kamu pre order, buku Sajak Tiga Warna ini bisa langsung dikirim ke kamu tanggal 15 Juli lho.
Sajak Tiga Warna
Cara pemesanannya gampang banget! Kamu tinggal SMS ke 085 732 631 400. Setelah itu, nanti langsung dibalas untuk ngasih tahu no.reknya. Format sms kamu: STW#NAMA#ALAMAT LENGKAP#JUMLAH BUKU#NO HP
Gampang kan? So, Grab it very fast

Kontributor Sajak Tiga Warna:
Adinda Iik Zakiah | Aifia A. Rahmah | Aji Sutrisno |
Ana Cholifa | Anggi Putri Winarti | Anung D’Lizta | Arfi Noor |
Ari Mutia Sari | Arya Dwipangga | Bidha Nuriskha | De-Chieka |
Dewi Anggun Pratiwi | Dode Satria | Eni NN | Faradina Shanti |
Fertarina Pratiwi | Fitri Kinasih Husnul Khotimah | Fitria Handayani |
Han Shojo | Jejak November | Kans' Zein Basry | Kunti Zakiyah |
Laily Fitriani | Lathifah Edib | M Yusuf A | Muhammad Lefand |
Muhammad Saufi Ginting | N. Kirana | Nazri Z. Syah Nazar |
Niesha Hana Cielo | Norma Afianingsih | Novy Noorhayati Syahfida |
Nur Sahri R | Nurlaeli Umar | Palawa Hidayat | Pelantun Langit |
Rabiatul Adawiyah | Rakyan Ari Baskara | Rena Atmadja | Rescue Iffah |
Risky Fitria Harini | Rusdi el Umar | Sabrina Kartikawaty |
Setiana Soleah | Susi Retno Juwita | Tiartha Putri | Ummi Azizah |
Ulayya Nasution | Virda Nur Aini | Vivi Mubarokah |
Wardatun Nabilah | Welly Eka S. | Wiwied Fransiska


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh ...

Waktu Masih Berputar

 Oleh: Aifia A. Rahmah Satu detik yang lalu, seorang laki-laki tua yang telah tiga tahun silam menjadi pekerja parkir di salah satu mall ternama tercengang. Bola mata hitamnya terlampau fokus pada sebuah jam tangan bernama lelaki asing yang sulit ia eja, Michael Kors. Mahal dan berpenampilan seindah wanita dengan putih bernuansa. Entah siapa yang kehilangan atau sengaja meletakkannya di pos jaga. Yang jelas, saat ini laki-laki itu harus menjaganya. Sesiapapun barangkali akan kembali untuk mengambilnya. Lantas, tiba-tiba perhatiannya teralihkan. Jarum jam tangan yang ia genggang diam. Dua orang berjenis perempuan dengan pakaian kumal datang beriringan. Salah satu di antaranya terlihat telah berusia, yang lainnya masih begitu muda. Keduanya mencoba masuk ke dalam mall tempat kerjanya. Tapi, langkah mereka hanya terhenti tepat di depan dinding-dinding kaca yang menawarkan kemewahan metropolitan. Kedua perempuan itu terdiam. Cukup lama tanpa melakukan apa-apa. Tiba-tiba, ad...

Review: Nagabonar Asrul Sani dalam Kajian Sosiologi Sastra- Dedi Pramana

Nagabonar beberapa tahun silam pernah dibuat ulang menjadi sebuah film setelah kesuksesan pada film sebelumnya yang dibintangi oleh Dedy Mizwar. Film dengan latar budaya Batak yang ceplas ceplos dan lugu itu mampu menampilkan film satire khas Asrul Sani untuk menyampaikan pesannya.                 Film menjadi salah satu produk budaya populer yang merupakan budaya yang banyak diminati oleh masyarakat. Lain halnya dengan budaya pop yang berusaha membuat sesuatu yang buruk bisa menjadi baik atau sebaliknya sehingga budaya pop adalah budaya untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Ada pula budaya rakyat yaitu budaya yang berkembang di dalam masyarakat dan dinikmati oleh khalayak ramai pula.  Nagabonar                 Pengertian budaya tersebut berlaku pula pada sastra populer. Satra populer adalah sastra yang menjadi sele...