Langsung ke konten utama

Antologi Bersama: Maneken

Jatuh cinta untuk anakku di buku ini. Baiklah, ini mungkin berlebihan tapi sungguh saya menyukai gaya kepenulisan saya di sini. Saya tidak tahu kenapa cerpen dengan judul yang sama dengan antologi bersama ini, Maneken, ketika saya membacanya kembali saya berpikir bagaimana saya bisa menulis seperti ini. Dan sekarang? Sudah lama sekali saya tidak menulis. Ini menyebalkan dan mengenaskan!
Saya masih ingat ketika Maneken dijadikan judul antologi bersama, beberapa berkomentar mengenai judulnya. Padahal Maneken adalah kata baku dalam bahasa Indonesia! Rasanya saat itu saya ingin angkat bicara tetapi baguslah ada orang yang menjelaskan panjang kali lebar tentang kata itu. Dan saya tidak perlu menampakkan diri. Terdengar so' memang. :D
Dan cerpen ini sedikit terinspirasi dari movie videonya Yamashita Tomohisa dengan judul ERO. Saat, masih kuliah di Diploma dan masih sekamar dengan teman sejawat Adhinda Syafrudin (tiga tahun sekamar!) yang memang notebeninya penggila YamaPi itu saya dikenalkan, juga dikenalkan pula dengan NewS, Tegoshi Yuya. Dan saya tidak akan membahasnya di sini.
Kembali pada Maneken, cerita ini diharuskan memiliki unsur horor. Memang saya rasa pada cerpen saya jika tidak benar-benar memahami, tidak akan tahu dimana letak horornya karena ituu benar-benar impliiiiiiiissiiiiiiiit (memang harus begitu menulisnya) malah lebih terlihat mmmmmm.. menuju rate-M dalam fanfiction. Tapi, tergantung pembaca menikmatinya saja. :D
Ini identitas bukunya.
Maneken
Maneken #2


Buku #2
Daftar Isi:
Blood Oleh : Novia Pahleni Jahin –
BLOODY LOVE Oleh : Rere Zivago –
Cinta Berkidung Hitam Oleh : Anna Maria Ulfa –
Cinta Gila dan Merah Darah Oleh : Marita Ningtyas –
DENGANMU, NYAWAKU TERANCAM Oleh : Teh Dijah –
DI UJUNG BELATI CINTA Oleh : Melly Waty –
Emon dan Clara Oleh : Tri Oktiana –
Juan Oleh : Anisa Sholihat –
KARENA HATILAH YANG MEMILIH Oleh : Lita Maisyarah Dechy –
Kembali Oleh : Annisa Yumna Ulfah –
LOVE HURT Oleh : Ummi Rosyidatul Mahmudah –
Maneken Oleh: Aifia A. Rahmah
Mayonaka no Opera (The Midnight Opera) Oleh : Kaname Hitsugaya –
Merah itu : Darah Oleh : Dewi Prajnaparamitha Amandangi –
Obsesi Cinta Oleh : Ocha Thalib –
Pembunuh Kecil Oleh : Rizgian Nursyahbani Mahesa –
Rama = Rahwana Oleh : Indah Nikmatus Sholichah –
Setumpuk Diary Usang Oleh : Jay Wijayanti –
Surat Untuk Nino Oleh : Rizki Kusuma Wardani
Ku Kejar Cinta Ku Sampai Ke Palestina Oleh :Muhammad Kazar Adnan –

Copyright © 2014 by GP Lovers

Penulis : GP Lovers
Editor : Adinda Iik Z.
Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing
Desain Sampul : Tim Pena
ISBN : 978-602-1238-65-3

Cetakan Pertama, Juni 2014

Diterbitkan Oleh :
Goresan Pena
Jl. Jami no. 230 Sindangjawa – Kadugede - Kuningan – Jawa Barat 45561
Phone : 085221422416 Email : goresanpena2012@gmail.com
Website : www.goresanpena2012.blogspot.com

Harga : Rp. 35.000 (Penulis : 31,500)
Untuk pemesanan ketik M_part_Nama_No hp_alamat_jumlah kirim ke Capten Iwan Wungkul

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh di d

Antologi Ke-8; Ketika Cinta Bersemi

Masih dengan latar Jepang, ini adalah naskah ke dua saya yang berhasil masuk menjadi sebuah buku bersama naskah-naskah keren lainnya yang berlatar berbeda tetapi dengan musim yang sama; Semi. Saya ingat betul Penerbit Alif Gemilang Pressindo mengadakan lomba kisah cinta pada musim semi, tentunya dengan latar luar negeri. Saya sudah tertarik sekali. Sebab ada satu cerita yang tiba-tiba melintas di otak saya ketika membaca pengumuman event tersebut pertama kali. Saya sudah paham bahwa saya sampai saat ini belum bisa mengisahkan negeri lain selain Jepang. Sebab untuk beberapa hal saya hanya tahu menahu tentang Negeri Sakura tersebut. Padahal, mungkin kalau sekarang orang semacam dan seusia saya bisa jadi sangat menyukai Korea. Tapi, tidak begitu dengan saya. Yah, karena sudah pasti bahwa sejak awal saya hampir-hampir bermimpi untuk bisa kuliah atau hanya sekadar menginjakkan kaki di Negeri Matahari Terbit tersebut. Dan pada akhirnya, tentu saja saya hanya bisa mengambil latar Jepang seb

Saint Seiya; The Lost Canvas

The Lost Canvas , subjudul yang sangat tepat untuk Saint Seiya yang sudah tiga hari ini saya tonton. Saya dulu juga pernah menonton anime ini, hanya saja tidak saya ikuti dari awal. Dan ternyata awalnya sangat membuat saya sebal. Saya tidak terima. Persahabatan antara Tenma, Alone, dan Sasha sepertinya harus berakhir agar cerita Saint Seiya bisa berjalan. Subjudul tersebut, saya paham kenapa memang dipilih -karena memang seharusnya begitu- sebab Alone yang merupakan seorang pelukis harus kehilangan dirinya sendiri untuk dijadikan tempat hidup Hades, seorang raja kegelapan. Juga Tenma dan Sasha yang harus kehilangan sahabat mereka sendiri. Saya tidak terima karena hal ini. Saya suka Alone yang sangat baik hati, kelewat baik hati. Suka dengan pirang dan biru matanya, sebab seperti Naruto. Rasanya sedih sekali, saat gelang yang ada di tangan kanan Alone terputus. Apalagi melihat Tenma yang tidak bernyawa lagi  di tangan sahabatnya sendiri. Meski, mungkin di episode mendatang Tenma juga