Langsung ke konten utama

Ada yang Salah

Ada yang salah yang tengah bersarang dalam hidup ini setelah saya menamatkan masa kuliah Diploma. Saya tidak tahu setelah itu ada libur panjang yang membuat saya sering sekali bermalasan-malasan. Itu waktu dimana saya menaruh berbagai macam surat lamaran pekerjaan dan membuat saya menunggu dan menunggu. Sampai akhirnya ada panggilan dan melakukan kerja. Sejak saat itu, saya merasa saya menjadi orang yang selalu lari dari kehidupan.
Saya tahu saya terlalu introvert atau bahkan saya tidak dapat menjelaskan kata apa yang cocok bagi saya, rasanya saya ingin menyamankan diri saya dengan keadaan tapi selalu gagal. Saya tidak paham kenapa. Rasanya di sekitar saya, tidak ada satu pun orang yang mendukung saya untuk melakukan sesuatu. Kalau pun ada dukungan itu hanya berupa modus. Entahlah, mungkin tidak hanya saya yang mengalaminya.
Tapi, saya lebih berpikir keras lagi. Kenapa hidup saya menjadi sangat tidak berarti dan seakan-akan hanya membuang waktu dengan melakukan sesuatu yang saya paksaan. Saya hanya berpikir, dulu saya begitu bersemangat karena saya punya traget yang harus saya capai. Tapi, sekarang untuk bermimpi pun saya sangat malas. Saya tidak tahu, seakan-akan saya benar-benar tidak punya keinginan apapun. Dan mungkin inilah yang menyebabkan saya menjadi sangat bermalas-malasan. Kehidupan saya saat ini hampir sama saat di Diploma, kuliah, tugas, dan organisasi. Saya pun sejak masa kuliah tidak begitu akrab dengan mahasiswa, tapi tentu saja ada sebagian orang yang memiliki pemikiran yang sama dengan saya dan mau menerima saya apa adanya. Saya bahagia atas itu. Mungkin itu salah satunya kenapa saya bisa bertahan. Tapi, untuk sekarang? Jujur saya pun tidak banyak bergaul dengan orang. Pun banyak orang baru yang bisa saya temui di sini. Barangkali lebih welcome, tapi kenapa saya belum bisa menerima diri saya kalau saya dapat diterima di sini. Padahal jurusan saya mengharuskan saya untuk selau team work. Nah, ada sesuatu yang salah di sini. Saya lebih suka bekerja sendiri, pasalnya dengan begitu setiap kesalahan yang saya lakukan akan berdampak hanya pada saya. Tidak melibatkan orang lain. Karena menurut saya mereka tidak seharusnya mendapatkan akibat dari kesalahan. Baiklah, manusia letaknya salah. Tapi tidak harus begini kan?
Saya yang sekarang adalah hanya seonggok daging bernyawa yang tidak punya mimpi? Apa bisa disebut sebagai manusia? Astaga! Ini bukan saya, atau saya yang sebenarnya adalah yang seperti ini. Bahkan hanya untuk bermimpi pun rasanya susah sekali. Seakan semesta sama sekali tidak mau mendukung. Atau hanya saya yang berpikiran begitu?
Lantas, saya ingin berusaha! Meski belum saya temukan orang yang sepaham dengan saya, meski banyak orang yang masih menahan emosinya pada saya, atau meski saat ini saya belum dapat beradaptasi. Saya harus berusaha punya target hidup lagi! Padahal saya sadar target hidup yang saya pernah buat belum sepenuhnya terpenuhi. Tapi, bisakah saya hidup tanpa dibebani bayang-bayang orang-orang yang berpura-pura bersikap baik pada saya? Rasanya saya terlalu berpikir negatif!  Atau pikiran saya terlalu sempit sehingga tidak bisa bergaul dan sepaham dengan orang-orang hebat di sekitar saya?

Sepertinya saya sadar, ada sesuatu yang salah. YA, itu adalah saya! Seharusnya tidak seperti ini. Saya ingin hidup dengan tenang dan penuh semangat dengan orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya. Saya tidak mau mengecewakan mereka, saya ingin membangggakan mereka. Dan hidup dengan lebih sejahtera di negeri ini dengan semua orang. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, tanpa beban rasa sakit hati!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Ada “Lubang dari Separuh Langit” yang Dilihat Afrizal Malna

Novel yang keberadaanya sudah dikenal pada juli 2004 kembali lahir dengan wujud baru pada bulan September di tahun yang sama. Kepemilikannya sebenarnya sudah berada di dua tangan yang sebelumnya bernama Ira. Dan kini, buku karya Afrizal Malna ini telah berada di tangan saya sejak kemarin siang dan baru saja saya baca dan menyelesaikannya pagi ini (12/08). Detik yang menunjuk pada pukul 8.25 di tanah Yogyakarta pada pagi yang bising dengan suara hati yang penuh dengan tekanan dan rasa bersalah membuat saya sedikit terusik dalam fokus membacanya. Seperti biasanya, saya lebih suka novel dengan kehidupan sosial dan permasalahan negara yang memang masih sering terjadi di negara ini. Saya merasa beberapa penulis memang sengaja mengambil topik ini sebab ingin menyalurkan dan menyampaikan secara lebih sederhana dan mudah agar semua kalangan bisa memahami. Tentu lewat batas kasta dan kelas yang selama ini masih sering diagungkan di   negeri ini, barangkali seperti kata seorang tokoh di d

Antologi Ke-8; Ketika Cinta Bersemi

Masih dengan latar Jepang, ini adalah naskah ke dua saya yang berhasil masuk menjadi sebuah buku bersama naskah-naskah keren lainnya yang berlatar berbeda tetapi dengan musim yang sama; Semi. Saya ingat betul Penerbit Alif Gemilang Pressindo mengadakan lomba kisah cinta pada musim semi, tentunya dengan latar luar negeri. Saya sudah tertarik sekali. Sebab ada satu cerita yang tiba-tiba melintas di otak saya ketika membaca pengumuman event tersebut pertama kali. Saya sudah paham bahwa saya sampai saat ini belum bisa mengisahkan negeri lain selain Jepang. Sebab untuk beberapa hal saya hanya tahu menahu tentang Negeri Sakura tersebut. Padahal, mungkin kalau sekarang orang semacam dan seusia saya bisa jadi sangat menyukai Korea. Tapi, tidak begitu dengan saya. Yah, karena sudah pasti bahwa sejak awal saya hampir-hampir bermimpi untuk bisa kuliah atau hanya sekadar menginjakkan kaki di Negeri Matahari Terbit tersebut. Dan pada akhirnya, tentu saja saya hanya bisa mengambil latar Jepang seb

Antologi ke-6; Setiaku Untuk Kamu

Ini Antologi bersama yang ke-6. Diadakan oleh Grup Muda-Mudi Jago Nulis dengan tema Kesetiaan. Salah satu naskah Flash Fiction saya masuk menjadi salah satu kontributor dibuku dengan judul Setiaku Untuk Kamu ini. ini cover bukunya: Setiaku Untuk Kamu Info Buku: Setiaku Untuk Kamu (Kumpulan Flash Fiction) Penulis : Sindu Lintang Ismoyo, dkk Penerbit : deKa Publishing Tebal : xii + 178 hlm. ; 17 x 11,36 cm ISBN 978-602-7915-36-7 Harga : Rp. 38.000,- Harga Kontributor : Rp. Rp. 32.000,- Sinopsis: Mengalami jatuh cinta adalah sesuatu yang wajar terjadi pada manusia. Karena Tuhan memberikan hati, karena Tuhan menciptakan rasa. Cinta menghadirkan bagian-bagian perasaan pada seseorang yang memilikinya; kasmaran, kagum, senang, bahagia, sakit hati, kecewa, takut, rindu dan yang lainnya. Betapa kita sibuk menahan gejolak-gejolak yang timbul saat kita mengharapkan keberadaannya. Orang pendiam pun bisa mendadak menjadi pujangga saat cinta menyelimutinya. Orang cue